Menjadi Wanita Dewasa
Kata orang-orang, usia itu tidak menjamin seseorang telah menjadi dewasa. Dewasa di sini dalam artian "sifat". Terkadang kita juga pernah menjumpai seseorang dengan usia yang lebih muda namun pemikirannya sudah dewasa. Sebenarnya dewasa itu apa sih?
Beberapa tahun lalu ketika usiaku hampir menginjak 21th, aku bercita-cita ingin menjadi wanita yang dewasa. Karena aku berpikir dewasa itu indah sekali. Dewasa bisa membawa seseorang dalam kewibawaan, bijak dan elegan. Bukan siikap kekanak-kanakkan yang kadang bikin sebel liatnya, dan terkadang aku merasa masih ada sisi menyebalkan dari diri ini yang aku anggap bahwa aku belum menjadi dewasa.
Salah satu kegemaranku adalah menyaksikan tokoh-tokoh wanita berwibawa, elegan sekali pembawaannya, dan setiap kata yang diucapkan bermakna sekali. Pernah aku bertemu wanita seperti itu, anggun, cantik, pintar, sholihah, ramah, dan saat itu juga tatapan mataku terpaku dan tak lepas memandanginya. Jujur saja aku sendiri sebagai wanita terpesona sekali dengan gaya tubuhnya, cara bicaranya, dan tutur sapanya. Berbeda ketika aku menjumpai seorang wanita yang cas cis cus berbicara yang nggak manfaat, dandanan udah kaya badut sawah dengan pakaian ketat dan sexy, aduhh liatnya aja udah empet banget. Andai saja aku laki-laki udah ilfeel jadinya liat perempuan begitu.
Sering aku berkaca pada diriku sendiri, apakah aku sudah dewasa atau belum. Sudahkah aku menjadi muslimah yang elegan dan menjaga wibawaku? Tapi jangan salah arti ya, wibawa dan elegan di sini bukannya angkuh atau sombong, namun ini menyangkut perilaku dan pemikiran dalam menyikapi sesuatu.
Sering kali juga aku merasa sedih dan takut pada sisi diriku yang terkadang masih terlalu kekanakan. Aku membayangkan jika nanti aku menikah dan memiliki pasangan hidup yang tentunya akan berbeda kepala denganku. Pasti akan ada beberapa perbedaan pendapat, keterbalikan sikap, serta keselisihpahaman. Apakah aku bisa menjadi wanita yang selalu mengerti? mengalah? sabar? Karena terkadang aku takut sekali menyaksikan contoh kasus perceraian hanya karena perbedaan pendapat dalam rumah tangga. Aku takut sekali.
Dan ketakutanku yang selanjutnya adalah sebagai wanita aku harus bisa menjadi pendorong, penopang untuk suamiku kelak. Saat seorang suami sedang mengalami masa pasang surut dalam kariernya, serta permasalahan lainnya, aku harus bisa menjadi penenang, penghibur, dan memotivasi. Aku harus bisa mendorong segala mimpi dan cita-cita suami, mengingatkan jika langkahnya keliru, dan satu hal lagi yang paling penting aku harus bisa mendidik anak-anakku untuk menjadi generasi muda yang tangguh dan bermanfaat. Ahh entahlah, ada rasa khawatir saat aku membayangkan itu semua. Ketakutan ini suatu saat pasti akan aku rasakan.
Ketika diri ini memutuskan mencintai, menerima seseorang untuk masuk jauh di kehidupan, maka diri ini juga harus berani untuk menyambut babak baru dalam hidup. Dan saat ini pertanyaan itu selalu mengahntui pikiranku, "apa aku bisa?"
Kembali lagi pada kalimat "menjadi wanita dewasa", dewasa dalam bersikap itu indah sekali. Menjadikan diri ini lebih bijak dan selalu berprasangka baik. Sehingga hanya pikiran positif yang selalu kita tujukan kepada orang lain, hingga tiada perasaan benci, dengki, dan berbangga diri. Saat ketika orang lain tidak bisa mengerti kita, maka kita selalu bisa mengerti orang lain, hingga sirnalah segala rasa dendam, sakit hati, dan penyakit hati lainya.
Indahnya menjadi dewasa, indahnya menjadi wanita yang elegan dan wibawa. Karena negeri ini, agama ini sangat membutuhkan sosok seperti itu. Perbaiki diri selalu, upgrade dan selalu upgrade diri. Semoga perlahan diri ini bisa menjadi lebih baik dan bertambah iman kita kepada-Nya. Amin
Komentar
Posting Komentar