Ciptakan Penulis Muda Bermartabat

Menulis merupakan sebuah pekerjaan yang tidak hanya membutuhkan skill, tetapi juga rasa cinta, keuletan, dan kemauan untuk belajar. Percuma jika memiliki skill namun tidak memiliki rasa cinta dalam menulis, karena dari rasa cinta itulah akan timbul kemauan dan kegigihan dalam berusaha menciptakan sebuah karya tulis.
Banyak para pemuda khususnya yang memiliki skill dalam menulis namun mereka kesulitan dalam menciptakan sebuah karya, dan ada juga yang merasa tidak memiliki skill namun menyukai dunia kepenulisan. Oleh karena itu, sebuah komunitas “Forum Lingkar Pena” mencoba untuk menjadi wadah bagi siapapun yang mempunyai kecintaan terhadap menulis. Salah satu program yang dilaksanakan oleh komunitas ini adalah dengan mengadakan pelatihan kepenulisan yang berlangsung selama delapan pekan, mulai dari 29 Oktober hingga 24 Desember 2017 di Jalan Gunung Batu, Gang Mushola Kota Bogor. Peserta yang aktif mengikuti kegiatan pelatihan ini nantinya akan direkrut menjadi anggota tetap dari komunitas itu sendiri. 

Menumbuhkan Minat Baca
Seperti kita tahu bahwa di era sekarang ini, minat baca khususnya para remaja dan anak muda sangat minim sekali. Padahal membaca merupakan penujang dalam segala hal, apalagi bagi seorang penulis.
Membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Tanpa membaca, seorang penulis akan kesulitan dalam mengembangkan ide-idenya. Apapun jenis tulisannya, membaca adalah syarat utama dalam menciptakan sebuah karya tulis yang berkualitas. Misalnya, jika ingin membuat sebuah novel dengan tema mengenai kehidupan seorang perawat yang ingin mengabdi di sebuah rumah sakit, maka penulis harus memahami tentang ilmu keperawatan, kesehatan, yang nantinya pasti akan dibutuhkan. Jika seorang penulis tidak mau membaca, maka tulisan yang dibuatnya tidak akan berbobot.
“Dalam seminggu, usahakan ada buku yang kita baca agar wawasan kita menjadi luas, selain itu dengan membaca juga dapat memperkaya diksi sehingga membuat tulisan kita menjadi lebih enak dibaca nantinya,”Kata Sekar selaku ketua FLP. 

Belajar dari Karya Orang Lain
Jangan gengsi untuk belajar dari orang lain seburuk apapun karyanya. Dari karya orang lain, kita bisa banyak belajar bagaimana gaya bahasa yang digunakan sehingga bisa melahirkan karya-karya yang hebat, dari kesalahan orang lain  juga kita bisa belajar agar hal tersebut tidak terjadi dalam tulisan kita.
Tidak ada salahnya sesekali membeli buku karya penulis yang sudah mahir, maupun penulis-penulis yang baru berkecimpung di dunia kepenulisan. Sehingga nantinya bisa menjadi perbedaan yang bisa kita pelajari. Memahami masing-masing kekurangan dan kelebihan dari masing-masing penulis, kemudian disesuaikan dengan tipe tulisan kita lebih cenderung sama dengan penulis siapa? Dengan begitu bisa menjadi contoh dan bahan ajar dalam kita menulis.

Prihatin dengan Penulis Jaman NOW
Saat ini banyak sekali penulis yang memprihatinkan, khususnya para penulis lepas yang biasa menulis di media online. Mengapa dikatakan memprihatinkan? Karena kebanyakan dari mereka hanya mementingkan kuantitas bukan kualitas. Sebagai contoh, seseorang menulis sebuah artikel di media online, kemudian artikel tersebut diposting. Jika artikel tersebut berhasil dibaca banyak orang, maka akan mendapat imbalan. Padahal dari segi penulisan masih jauh dari kata layak.
“Saya sering menemukan di media sosial, banyak sekali artikel yang judul dan isinya menyimpang, terkadang judulnya dibuat sedikit nyeleneh sehingga membuat penasaran tetapi begitu dibaca sama sekali tidak nyambung,”Kata Via salah satu peserta pelatihan.
Selain dari judul dan isi yang tidak nyambung, banyak juga tulisan yang sifatnya hoax. Oleh karena itu penting sekali memilih sumber yang memang benar-benar akurat.

Menulis dengan Cinta
Menulislah dengan cinta, sehingga tidak ada rasa bosan dalam menulis, meski gagal berkali-kali namun karena menulis adalah sebuah pekerjaan yang kita cintai maka kegagalan itu justru menjadi motivasi untuk terus berkarya.
Menulislah dengan cinta, agar yang ingin kita tuliskan bisa sampai ke hati pembaca. Ada energi positif yang bisa kita salurkan dalam tulisan kita.
Seseorang yang mungkin bekerja menjadi seorang penulis, dan menjalaninya dengan penuh cinta, sedikitpun tidak merasakan seperti sedang bekerja. Karena apa yang dijalani justru seolah menjadi sesuatu yang amat menyenangkan bagi dirinya. Tak peduli berapa penghasilannya, letihnya, sulitnya, perjuangannya, yang dirasakannya hanyalah sebuah kepuasan ketika ide-ide tersebut bisa tertuang dalam sebuah karya.

Menjadi Penulis Bermartabat
Meskipun tak berbakat, setidaknya jadilah penulis bermartabat. Seorang penulis bermartabat tidak akan menyebarkan berita hoax, dan merugikan pihak tertentu. Penulis yang bermartabat tidak akan tinggi hati, serta merasa tulisannya lebih baik dari orang lain sehingga tidak mau belajar dari karya orang lain.
Penulis bermartabat selalu belajar atas kesalahannya, tidak pernah menyerah atas kegagalannya, dan terus berusaha untuk menciptakan karya-karya yang bermanfaat bagi semua orang.
Tidak ada penulis yang berhasil dengan instan, semua ada prosesnya. Bermula dari penulis amatiran hingga menjadi penulis yang mahir. Kuncinya adalah terus berusaha agar bisa menjadi penulis berbakat dan bermartabat.

Komentar

  1. Berarti harus mempunyai rasa cinta dulu yah mba untuk menulis :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupss betul sekali fi, segala sesuatu yg bersumber dari hati itu lebih menyenangkan ;)

      Hapus

Posting Komentar