Diriku dan Satu Sisi yang Lain
Pernah nggak sih guys kalian merasa punya 2 sisi dalam diri kalian?
Kaya punya kembaran gitu, tapi abstrak :D
Kenapa dikatakan abstrak? Ya karena sebenarnya itu ada di dalam diri kita sendiri.
Biasanya kalo ketemu orang baru, aku suka dibilang pendiem, kalem, anggun, alim, cuek, malah ada yang bilang jutek.ckckck
Trus kalo yang udah kenal deket, pada saat ada yang bilang aku pendiem, mereka cuma geleng kepala dan dengan tegasnya menjawan "NO"! Trus aku kudu piye?
Apalagi kalo lihat dandanan aku pake sepatu gunung, dan style casual plus topi kupluk dan topi2 lainnya, mereka pasti bilang "ih nggak nyangka ya orang kaya kamu suka naik gunung".
Kadang aku jadi bingung sebenernya aku ini masuk kategori yang mana ya?
Jadi inget jaman sekolah dulu, aku paling anti bgt kalo disuruh pake rok selain rok sekolah.Trus paling seneng pakai sepatu apalagi yang casual. Topi, gelang karet, kemeja,kaos, tas punggung, celana santai, aku paling suka dandanan yang simpel. Dan aku paling nggak suka sama yang namanya rambut panjang.
Tapi...setelah masuk kuliah dan ikut organisasi religi, cliinggg aku berubah 360 derajat, eh enggak ding cuma 120 derajat. Ya meskipun aku udah mau pake rok, tapi tetap aja aku masih suka sepatu, topi, dll.
Pernah juga nggak sih kalian mengalami suatu keadaan dimana ketika kalian lagi kumpul sama yang satu spesies trus jati diri kamu yang sesungguhnya bakal keluar? Dan disaat kamu lagi kumpul sama orang2 yang sesuai sama perubahan diri kamu yang baru, trus kamu juga ikutan jadi diri kamu yang baru sesuai dengan peranmu saat ini. Menurut kalian itu salah nggak sih guys?
Ya terkadang nggak bermaksud utk munafik atau muka dua. Tapi ternyata yang namanya hijrah atau perubahan itu datangnya perlahan. Dan diri kita juga biasanya memfilter sebagaian hal baru dan hal lama. Ada sesuatu yang terkadang kita sudah merasa nyaman, dan selama itu tidak membahayakan atau negatif bagi diri kita, ya its ok lah. Mungkin itu bagian dari jati diri. Tapi kalo sesuatu itu sifatnya kurang baik, mungkin itu bagian dari masalalu yang masih dalam proses perubahan secara perlahan. Semoga sesuatu yang kurang baik itu bisa segera digantikan dengan sesuatu yg lebih baik.
Perihal orang mau menilai kita apa, ya itu hak mereka. Tapi inilah diri kita apa adanya. Sebagian ada yang bisa menerima ada juga yg tidak. Mereka yg bisa menerima segala kekurangan kita bahkan hingga akhirnya menemukan hal paling konyol dari diri kita, itulah yang akan menjadi sahabat hidup kita.
Mengenai hidup dalam 2 karakter, kalo ada mbak2 atau mas2 psikolog, tolong jelasin dong ini namanya apa?
Kaya punya kembaran gitu, tapi abstrak :D
Kenapa dikatakan abstrak? Ya karena sebenarnya itu ada di dalam diri kita sendiri.
Biasanya kalo ketemu orang baru, aku suka dibilang pendiem, kalem, anggun, alim, cuek, malah ada yang bilang jutek.ckckck
Trus kalo yang udah kenal deket, pada saat ada yang bilang aku pendiem, mereka cuma geleng kepala dan dengan tegasnya menjawan "NO"! Trus aku kudu piye?
Apalagi kalo lihat dandanan aku pake sepatu gunung, dan style casual plus topi kupluk dan topi2 lainnya, mereka pasti bilang "ih nggak nyangka ya orang kaya kamu suka naik gunung".
Kadang aku jadi bingung sebenernya aku ini masuk kategori yang mana ya?
Jadi inget jaman sekolah dulu, aku paling anti bgt kalo disuruh pake rok selain rok sekolah.Trus paling seneng pakai sepatu apalagi yang casual. Topi, gelang karet, kemeja,kaos, tas punggung, celana santai, aku paling suka dandanan yang simpel. Dan aku paling nggak suka sama yang namanya rambut panjang.
Tapi...setelah masuk kuliah dan ikut organisasi religi, cliinggg aku berubah 360 derajat, eh enggak ding cuma 120 derajat. Ya meskipun aku udah mau pake rok, tapi tetap aja aku masih suka sepatu, topi, dll.
Pernah juga nggak sih kalian mengalami suatu keadaan dimana ketika kalian lagi kumpul sama yang satu spesies trus jati diri kamu yang sesungguhnya bakal keluar? Dan disaat kamu lagi kumpul sama orang2 yang sesuai sama perubahan diri kamu yang baru, trus kamu juga ikutan jadi diri kamu yang baru sesuai dengan peranmu saat ini. Menurut kalian itu salah nggak sih guys?
Ya terkadang nggak bermaksud utk munafik atau muka dua. Tapi ternyata yang namanya hijrah atau perubahan itu datangnya perlahan. Dan diri kita juga biasanya memfilter sebagaian hal baru dan hal lama. Ada sesuatu yang terkadang kita sudah merasa nyaman, dan selama itu tidak membahayakan atau negatif bagi diri kita, ya its ok lah. Mungkin itu bagian dari jati diri. Tapi kalo sesuatu itu sifatnya kurang baik, mungkin itu bagian dari masalalu yang masih dalam proses perubahan secara perlahan. Semoga sesuatu yang kurang baik itu bisa segera digantikan dengan sesuatu yg lebih baik.
Perihal orang mau menilai kita apa, ya itu hak mereka. Tapi inilah diri kita apa adanya. Sebagian ada yang bisa menerima ada juga yg tidak. Mereka yg bisa menerima segala kekurangan kita bahkan hingga akhirnya menemukan hal paling konyol dari diri kita, itulah yang akan menjadi sahabat hidup kita.
Mengenai hidup dalam 2 karakter, kalo ada mbak2 atau mas2 psikolog, tolong jelasin dong ini namanya apa?
Komentar
Posting Komentar