Tidak Akan Ada Film Tanpa Skenario
Di zaman now yang katanya lagi hitz ini, banyak sekali jenis-jenis hiburan yang mengisi dunia pertelevisian, di antaranya sinetron, FTV, talkshow, film laga, kartun, action, drama, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jenis-jenis hiburan tersebut sudah ada sejak dulu, terutama sinetron yang banyak digemari oleh masyarakat dari generasi ke generasi.
Bicara mengenai sinetron, sebenarnya hampir sama jalan
ceritanya dengan FTV. Bedanya adalah sinetron memiliki banyak episode dan
memakan waktu yang cukup lama, sedangkan FTV hanya tayang satu kali dan
sekaligus tamat. Tidak jarang sinetron atau episode yang jalan ceritanya
diambil dari kisah nyata, atau mengangkat cerita dari buku novel. Biasanya dalam
setiap sinetron atau film yang ditayangkan juga banyak mengandung pesan moral
yang ingin disampaikan kepada para penonton, seperti sinetron yang bernuansa
religi, film-film yang berisi tentang motivasi, figur yang memberi inspirasi,
atau tentang cerita hidup yang tujuannya untuk mengajak kita pada kebaikan. Lalu,
bagaimana suatu sinetron atau FTV bisa berjalan dengan dialog, cerita, serta
episode yang teratur? Tentunya ada yang mengatur dan menuliskan naskah ceitanya
dong ! Bayangkan jika suatu film berjalan tanpa ada naskah cerita dan dialog,
kira-kira akan jadi teratur atau justru berantakan ya?
Mengenai penulisan naskah cerita dalam suatu perfilm-an,
kali ini FLP (Forum Lingkar Pena) telah menyiapkan sebuah materi yang menarik
di pekan ke empat ini, yaitu materi tentang penulisan skenario. Pelatihan
kepenulisan yang diadakan pada pekan ke empat ini, tepatnya pada hari Minggu,
19 November 2017 di Jl.Gunung Batu Gang Mushola Kota Bogor, mengundang seorang
penulis skenario Sokat Rachman sebagai pengisi materi kali ini. Seperti biasa,
para peserta tampak antusias apalagi materi yang akan diberikan kali ini
mengenai dunia perfilm-an yang jika dipikirkan dunia perfilm-an tidak pernah
redup dari masa ke masa, justru semakin berkembang dan menarik perhatian
masyarakat. Apalagi dunia perfilm-an yang kini merambah di bioskop-bioskop yang
tentu saja banyak digemari baik dari kalangan muda maupun tua. Kisah-kisah yang
diangkat pun telah banyak menyita perhatian, seperti yang sedang fenomenal
adalah film horor Pengabdi Setan, kemudian yang berbau komedi Warkop DKI
Reborn, Cek Toko Sebelah, dan masih banyak yang lainnya. Dunia perilm-an
seperti tidak pernah surut, semakin lama semakin maju. Para produser film
tentunya selalu mengupayakan film-film terbaik dan menarik guna meningkatkan
nilai jual dan bersaing dengan film lainnya.
Sokat Rachman, yang akrab disapa Mas Sokat ini sudah
sangat mengenal dunia perfilm-an Indonesia. Mas Sokat mengatakan bahwa,”Tidak
akan tercipta sebuah film tanpa penulis skenario”. Nah sebenarnya siapakah
penulis skenario itu? Seberapa pentingkah seorang penulis skenario dalam
pembuatan sebuah film?
Penulis skenario adalah orang yang berperan sebagai
penulis cerita atau naskah yang akan digunakan dalam sebuah film, sinetron,
ataupun FTV. Sebuah film tidak akan berjalan tanpa adanya skenario, karena di
dalam skenario selain berisi jalan cerita juga terdapat dialog para pemain.
Sedangkan yang mengatur jalannya cerita nanti akan diserahkan kepada sutradara,
lalu produser yang akan membiayai seluruh kebutuhan termasuk urusan launcing
film nantinya. Jadi ketiganya saling berkaitan satu sama lain dan wajib ada
dalam penggarapan sebuah film. Mengenai penulisan skenario itu sendiri tentunya
membutuhkan ide yang hebat. Membutuhkan seorang penulis yang profesional di
bidang tersebut, dan tentunya menulis skenario berbeda dengan menulis karya
sastra.
Mas Sokat juga menmbahkan
bahwa menjadi seorang penulis skenario adalah sebuah pekerjaan yang
menjanjikan, karena jika naskah kita diterima oleh pihak Production House,
tentunya akan mendapatkan honor yang tidak sedikit.
Namun ada satu peranan
lagi yang tidak boleh dilupakan, yaitu penulis sinopsis. Karena sebelum membuat
naskah skenario, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat sebuah
sinopsis dari film yang akan dikerjakan. Penulis sinopsis ini juga merupakan
sebuah pekerjaan yang menjanjikan. Jika sinopsis tersebut diterima, maka untuk
selanjutnya penulisan naskah skenario bisa dikerjakan oleh penulis sinopsis itu
sendiri atau oleh penulis lain tergantung dari kesepakatan antara penulis dan
pihak Production House.
Dalam penyampaian
materinya, Mas Sokat banyak menyampaikan mengenai tips-tips menjadi seorang
penulis skenario, bagaimana cara membuat skenario, “Dan satu yang tak kalah
penting adalah seorang penulis skenario harus melakukan riset sebelum membuat
skenario ersebut agar nantinya cerita yang disampaikan masuk akal dan tidak
mengada-ada,”Kata Mas Sokat.
“Misalnya jika ingin
menampilkan cerita tentang dunia psikologis, maka seorang penulis harus riset
langsung ke psikiater atau hal-hal yang berhubungan dengan psikolog, banyak
membaca tentunya,”Tambah Mas Sokat lagi.
Ternyata tidak mudah ya
menjadi seorang penulis skenario. Butuh pembelajaran khusus untuk bisa sampai
ke sana. Bahkan Mas Sokat sendiri mengaku telah mengikuti sekolah khusus
perfilm-an sebelum menjadi seorang penulis skenario. So, bagaimana denganmu?
Komentar
Posting Komentar