Entrepreneur/ Pengusaha
Kalau ditanya, ngapai sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya jualan jus di rumah? Ngapain jadi sarjana kalau akhirnya cuma jualan pakaian, olshop-an, jualan di pasar, di kantin, jual makanan, sampai jualan kaki lima?
Pernah nggak sih kalian mengalami saat-saat menerima pertanyaan itu? Trus jawabannya apa?
Atau...pernah nggak temen2 mengalami hal seperti itu? Setelah tamat dari perguruan tinggi atau pada saat masih kuliah, ketika orang lain sana sini naik mobil mewah dan serba ada justru kalian sibuk jual gorengan, jual jus, jual pakaian? Kalau saya? Terus terang pernah. Bahkan dari SMA saya sudah menyukai yang namanya dunia dagang. Entahlah mungkin karena Almarhumah ibu saya adalah seorang pedagang. Jadi saya terbiasa mengenal yang namanya dunia jual beli. Almarhumah ibu saya memang sudah sejak SD senang sekali berjualan, di samping itu juga karena faktor ekonomi yang membuatnya harus bisa mencari uang sendiri. Hingga hobby tersebut menurun kepada saya. Sejak SMA saya senang sekali menjual apa saja yang bisa dijadikan lahan bisnis, seperti jualan aksesoris gelang, bross, bando, karena pada saat itu sedang banyak peminatnya. Jadi saya suka ke pasar lalu besoknya saya jual lagi di sekolah. Saya mematok harga yang sedikit lebih miring dibandingkan yang dijual di tempat lain seperti di toko atau warung. Alhamdulillah responnya baik sekali. Selain itu saya juga pernah berjualan kue di sekolah. Ehem tapi jangan coba tanya, kamu pinter bikin kue ya?" maka jawabannya adalah zoonnkkkkk ! hihihi
Jadi sebenernya kue yang saya jual itu bukan buatan saya sendiri. Melainkan dari seorang ibu-ibu yang setiap pagi lewat di dekat kos2an saya. Beliau menjualnya dengan harga 2000 untuk 3 kue. Kemudian saya berinisiatif untuk menjual lagi di sekolah. Karena sempat beberapa kali saya mendengar keluhan teman-teman saya di sekolah yang mengatakan lapar karena belum sempat sarapan sementara kantin kalau pagi ya jarang yang sudah siap untuk makanan berat. Lalu saya mencoba untuk bernego dengan ibu penjual kue tersebut. Dan akhirnya deal....beliau menjual kue tersebut kepada saya seharga 400 rupiah per kue. Jadi kalau beli 2000 sudah dapat 5, yeayyy.
Alhasil setiap pagi saya selalu memborong kue tersebut dengan jumlah yang cukup banyak. Dan saya ingat kue yang sangat disukai dan sering dipesan teman-teman saya adalah kue dadar gulung, memang rasanya enak sekali. Dan Alhamdulillah kue yang saya jual selalu ludes sebelum bel istirahat, saya juga bisa ikut sarapan dengan kue yang saya jual.heheee
Next menjelang kuliah, yang namanya hobby sulit sekali hilang. Sesekali timbul hasrat untuk bisa berdagang lagi. Lalu saya berinisiatif untuk jualan online dan menjual pakaian di kampus. Kadang saya pesan via online atau belanja di pasar. Lumayan kalau belanja grosir kan bisa lebih murah.
Dan Alhamdulillah lagi pekerjaan saya ini direspon baik oleh teman-teman baik yang satu jurusan maupun jurusan lain. Setiap pulang ke kampung halaman, saya selalu membawa barang dagangan dan menjualnya di sana. Alhamdulillah lagi Alhamdulillah lagi. Rezeki memang tidak pernah tertukar :)
Hingga selesai kuliah pun saya pernah jualan jus, sosis, es buah, kadang ikut ibu jualan di pasar. MasyaAllah...momen itu membuat saya sangat merindukan almarhumah.
Entah apa gerangan saat ini, ketika saya menuliskan blog ini, saya mulai berpikir ingin meneruskan hobby ibu saya. Rasa ketertarikan itu tiba2 muncul lebih kuat dari sebelumnya. Berpikir untuk bekerja di perusahaan seumur hidup, kok saya jd mikir-mikir dan merasa ngeri yah?
Yang saya pikirkan untuk ke depan adalah bagaimana mencari pekerjaan yang tidak terlalu menyita waktu dan bisa disambi di rumah. Supaya nanti bisa lebih meluangkan waktu untuk keluarga. Apalagi kalau sudah menikah, terlebih lagi kalau sudah punya anak.
Pernah kan kalian mendengar atau membaca kisah tentang entrepreneur yang sukses? Seperti Khairul Tanjung misalnya yang mendapat julukan "Si Anak Singkong". Omsetnya sudah luar biasa sekali.
Ada lagi seorang pengusaha yang pernah mengisi seminar pada saat saya masih kuliah, tapi saya lupa namanya. Beliau itu omsetnya dalam satu tahun mencapai 1 milyar hanya dengan menjual kue yang terbuat dari umbi-umbian. Dan saya ingat betul bagaimana cerita hidup beliau yang juga seorang sarjana. Ketika beliau selesai dari study nya dan ke sana ke sini belum mendapatkan pekerjaan. Lalu beliau memutuskan untuk jualan tela-tela di depan rumahnya. Beberapa cemoohan dan teguran dari orang tua yang katanya....yah pasti dengan rasa kecewa karena melihat anaknya yang seorang sarjana hanya bekerja sebagai penjual tela-tela. Namun beliau berusaha untuk terus fokua berbisnis, hingga akhirnya bisa menjadi salah satu tokoh pengusaha yang suskes dan menjadi inspirator bagi semua orang.
Nah teman-teman, pernah dengar tidak kalimat bijak dari Bob Sadino? Kalau tidak salah bunyinya seperti ini "Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya usaha sendiri, ketika suskes orang goblok mempekerjakan orang pintar", lalu ada lagi yang bunyinya begini "Setinggi apapun pangkat yang dimiliki, andai tetap pegawai..Sekecil apapun usaha yang anda punya, anda adalah bosnya.
Bukankah Rasulullah juga dulunya adalah seorang pedagang?
Bukankah dijelaskan dalam sebuah hadist bahwa 7 pintu rezeki adalah dengan berdagang.
MasyaAllah...semoga kita bisa berdagang seperti cara Rasulullah berdagang, berlaku jujur kepada pembelinya. Ketika ada barang yang rusak, ia jujur mengatakan rusak. Jiwa bisnis yang dimiliki Rasulullah benar-benar luar biasa.
Selain itu, manfaat dari berbisnis selain kita mendapatkan omset, kita juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Kita bisa membuka lowongan untuk karyawan, yah kalau sudah begitu siapa lagi bosnya kalau bukan kita sendiri?
Dan bisa dibayangkan bukan gimana rasanya kalau sudah jadi boss? Apalagi bos di perusahaan sendiri.
Tidak ada yang salah dari sebuah pekerjaan asalkan itu ditempuh dengan cara yang benar. Tidak ada yang salah dari tingginya pendidikan karena pendidikan berfungsi bukan hanya untuk medapat gelar lalu biar bisa kerja di kantoran pakai dasi dan kemeja. Kita menempuh perkuliahan untuk mendapat pendidikan dan pelajaran. Kalau hanya cari gelar sih yahh buat apa? Kalau kata Najwa, buat apa mempertinggi pendidikan kalau cuma untuk memperkaya diri dan sanak saudara? Yang terpenting adalah ilmu yang kita miliki bisa bermanfaat untuk orang banyak. Dengan pendidikan kita bisa menunjang segala aspek. Dengan mengenyam bangku kuliah kita diharapkan bisa belajar beretika, berpakaian, dan bersikap yang baik.
Tidak ada yang salah dengan seorang sarjana yang berjualan jus, berjualan baju, jualan bakso. Kita tidak pernah tau perjalanan karier seseorang. Mungkin mereka tidak berdasi dan berkemeja rapi, tapi bisa jadi restaurantnya dimana-mana, tokonya seabreg-abreg, butiknya branded, dan yang terpenting menjadi entrepreneur yang selalu humble sesukses apapun dia. Semoga bisa menjadi entrepreneur sebagaimana yang bisa kita tiru dari Rasulullah saw. Tidak ada proses yang mudah dan instan. Selalu bersabar dan jangan menyerah. Salam semangat para entrepreneur, salam semangat para pengusaha sukses yang jujur dan berakhlak ! Allahuakbar !
Komentar
Posting Komentar