Rindu untuk Bapak






Dear Bapak...
Apa kabarmu di seberang pulau sana? Apa kabar rumah kita? Apa kabar kenangan kita bersama mamah dulu? 
Sehatkah engkau di sana? Bahagiakah engkau di sana dengan kehidupan barumu? Pernahkah engkau mengenang tentang kita saat ini? Saat ketika engkau menemukan seseorang yang baru.
Kebahagiaan apa saja yang sudahkau bagi dengan wanita barumu? Seluruh kenangan tentang kita kah? Sungguh aku masih tak mengerti dengan apa yang terjadi dalam keluarga kita. 

Dear Bapak...
Aku sering teringat akan kau. Jauh di perantauan ini, aku selalu teringat tentangmu di sana, meskipun ada luka di hati ini yang tak bisa ku jelaskan. Aku selalu berharap agar kau selalu sehat dan bahagia di sana. Berharap kehidupan baru yang kau jalani sekarang benar-benar bisa membuatmu puas. 
Aku senang sekali mengingat masa-masa kecilku dulu. Di siang hari sepulang sekolah, kita sering pergi ke kebun bersama mengumpulkan biji-biji karet. Dan hobbyku mengganggumu saat sarapan pagi, meminta berbagi sepiring mie goreng yang sedang kau lahap dengan sedapnya sembari mengejar waktu mengajar di sekolah. Karena bagiku melihatmu sarapan itu tampak sedap sekali. 
Setiap dari bepergian engkau selalu membelikan makanan kesukaanku, namanya "es mony", masih ingatkah Pak? Aku jelas saja masih ingat. Saat malam hari menjelang tidur, ketika tanpa sengaja aku merindukan mamah, dan semua kenangan dulu, lalu melihat dirimu yang sekarang, rasanya kepalaku sakit sekali. Sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku tak mengerti mengapa jadi begini.

Dear Bapak, 
Kini rumah kita telah kau bagi dengan wanita lain. Wanita yang sangat tidak layak menggantikan posisi mama. Maafkan aku mah, aku harus berbagi dapur dengan wanita itu.Ahh bukan berbagi, tapi aku memutuskan untuk benar-benar pergi. Mencari hidupku sendiri, mencari bahagiaku jauh dari rumah kita, jauh darimu, jauh dari semua kenangan lama kita. 
Yang ku harap adalah aku bisa menjadi orang yang selalu bisa menerima takdir dengan lapang, selalu bisa memaafkan kesalahan orang lain tanpa ada dendam seperti yang pernah kau ajarkan padaku dulu ma..

Dear Bapak,
Aku merindukanmu, mengkhawatirkanmu, memikirkanmu...
Ingatkah sedikit saja kau tentangku?
Masihkah aku berarti di matamu? Di hatimu? Di hidupmu?
Masihkah?

Komentar

Postingan Populer