Jakarta Kota Metropolitan
Katanya...
Jakarta itu Kota tempat mengadu nasib. Banyak sekali oorang berbondong-bondong pergi ke sana mencari pekerjaan. Mulai dari yang hanya lulus SD, SMP,SMA, S1, S2 sampai yang nggak punya ijazah pendidikan.
Katanya sih untung-untungan, terutama bagi mereka yang nggak punya title apa-apa. Yah berharapnya bisa nongol di tv meski hanya menjadi pemain figuran nggak apa-apa deh. Atau hanya sekedar menjual nasi goreng di pinggiran kota juga nggak apa-apa, yang penting saya tinggal di Kota Gede, Kota Metropolitan yang katanya serba ada itu.
Kalau dibilang serba ada sih emang bener-bener serba ada. Semua jenis kebutuhan hidup tersedia di sana. Mulai dari yang paling murah hingga barang mewah. Transportasi kekinian pun ya Jakarta duluan yang up to date.
Contohnya nih busway, pertama kali di Indonesia yang ada ya di Jakarta. Trus nggak lama kemudian diadakan di kota lain. Tapi anehnya meski sudah punya jalur sendiri tetap saja yang namanya macet selalu ada di Kota ini. Ada lagi yang lebih canggih, tranportasi ini berupa kereta/ KRL. Kalau dulu kereta hanya menjadi alat transport penghubung antar kota, sekarang cuma beda kelurahan juga udah bisa dan ini baru tersedia di Kota Jakarta. Sangat efisien sekali untuk mengurangi angka kemacetan di Kota Jakarta. Tapi tetap saja, nggak tau kenapa yang namanya macet tetap saja nggak bisa dipadamkan dari Kota yang satu ini. Seolah-olah setiap harinya semakin banyak saja manusia yang tinggal di Kota ini. Padahal kalau dipikir-pikir lagi masih buanyaaakk sekali wilayah yang penduduknya masih sedikit. Masih luassss.....ya meskipun kalau dibandingkan dengan Jakarta dari segi persediaan kebutuhan masih jauh sekali.
Apalagi dari segi bangunan, jauh poko'nya mah !
Dunia semakin canggih sekarang. Mau pergi ke pasar, ke kantor, ke mall, sudah tersedia aplikasi yang kita cukup modal hp android untuk manggil mamang sopir ke rumah. Kendaraannya bukan becak atau bemo, tapi udah mobil keren yang kapan saja bisa nongol di depan rumah. Bisa dibayangin kan kalau setiap hari supirnya ganti, otomatis mobilnya ikut ganti juga. Wahh berasa dijemput sang kekasih dengan mobil kerennya yah...
Pengalaman naik kendaraan yang terbilang canggih karena pesannya harus lewat gadget, membuat saya merinding kalau setiap hari harus gonta-ganti supir dan gonta-ganti mobil. 2 hari dengan keadaan seperti itu saat liburan bulan lalu membuat saya berpikir bahwa setiap periode waktu dunia ini semakin canggih. Lalu saya mencoba mengingat bahwa ini masih era 2017, gimana nanti untuk 10th mendatang?
Lalu pengalaman saat naik KRL, kereta yang bisa berjalan di tengah-tengah kota. Bukan lagi di tengah2 sawah atau hutan. Lalu saya melihat tulisan-tulisan peron 5, peron 9, peron sekian. Hal itu mengingatkan saya pada film favorit berjudul HARRY POTTER. Kadang suka mengkhayal sendiri, ada kali ya peron 9 3/4, yang kalau bisa menembus ke sana bisa menemukan kereta HOGWARTS menuju sekolah sihir..hihihi.
Kalau yang sudah pernah membaca novelnya Bang Tere Liye pasti tau kan kisah seru dari RAIB,ALI, DAN SELI?
Dimana setiap klan memiliki keunggulan yang jauh lebih hebat dari Klan Bumi. Kalau di Klan Bumi baru ada KRL, di Klan Bulan sudah ada kereta bawah tanah, kapsul terbang, piringan terbang, rumah balon. hihiii
Seketika saya berpikir mungkin era sekian akan benar-benar ada sejenis transportasi kapsul terbang seperti yang digambarkan Bang Tere Liye di buku novelnya.
Kembali lagi tentang Jakarta Kota Metropolitan. Kota tempat mengadu nasib.
Ahh..kalau saya pribadi malah sama sekali nggak kepingin jadi warga Jakarta. Selain karena penduduknya yang sudah membludak, terus terang saya masih ingin naik sepeda lalu melintasi persawahan yang hijau dan asri. Sukur2 kalau sepedanya bisa terbang kan lebih asyik..hihiii
Komentar
Posting Komentar